Minggu, 18 April 2010

Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau


Permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi (listrik, BBM) yang diiringi dengan semakin menyusutnya ruang terbuka hijau mendorong berbagai kalangan (arsitek, arsitek lanskap, desainer interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang tentang paradigma membangun rumah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, atau arsitektur hijau.

Konsep hijau

Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang arsitektur hijau. Ada yang beranggapan besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan. Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-50 persen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.

Keterbatasan lahan mendorong optimalisasi setiap jengkal lahan dan fungsi setiap ruang. Tidak ada ruang yang terbuang atau mati. Ketersediaan lahan hijau dikembangkan optimal di halaman depan, samping, belakang, serta teras balkon depan, dan tengah/samping. Taman merupakan bagian dari penghijauan rumah yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan kota, mendinginkan udara sekitar rumah, mendapatkan pemandangan alam, dan ruang bermain. Tidak sekadar hijau.

Cukup adalah cukup. Gejala perbesaran volume bangunan rumah-rumah tinggal sudah waktunya dialihkan karena sangat tidak efisien dan tidak efektif (boros waktu dan dana) serta tidak aman (secara sosial). Kebutuhan utama penghuni rumah menjadi prioritas utama. Massa bangunan lebih menjadi ruang-ruang fungsional.

Arsitektur hijau mengoptimalkan lahan rumah sebagai ruang hijau kota. Rumah dengan konsep arsitektur hijau merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.







Senyawa arsitektur + hijau

Desain rumah dan ruang-ruangnya sesuai dengan karakter kepribadian penghuni rumah. Sebagai suatu senyawa, arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.

Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Bentuk geometris dan proporsional tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih.

Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Keterbatasan rumah mensyaratkan teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.

Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk.

Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang luar (taman) di depannya.

Dinding, pintu, dan jendela dari media kaca memberikan bukaan maksimal. Dinding luar transparan sangat efektif mengembalikan kembali hak ruang luar (taman) ke dalam bangunan. Dinding ruang yang menghadap ke teras di penuhi jendela dan pintu kaca (lipat) yang lebar dan panjang hingga menyentuh lantai dan menciptakan kesatuan visual antara ruang dalam rumah dan teras.

Dinding bangunan atau dinding pagar dapat pula ditumbuhi tanaman rambat sebagai kulit hijau bangunan yang berfungsi sebagai penghambat radiasi sinar matahari dan menjaga kestabilan suhu permukaan dinding serta menyejukkan visual sekitar.

Bagi lahan yang sempit, taman dapat diletakkan di tengah-tengah rumah yang berfungsi sebagai pengikat semua unsur rumah. Kamar tidur, ruang tamu/keluarga, dan dapur diarahkan mengelilingi menghadap ke arah taman.

Teras atas dan atap rumah merupakan lahan potensial sebagai lahan hijau, seperti atap rumput, teras rumput, atau taman teras atas. Atap dan teras atas yang ditutupi rumput merupakan konsekuensi pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan di bawahnya.

Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang sangat membantu dalam penghematan energi. Desain void yang tepat dapat mengurangi ketergantungan penerangan lampu listrik terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian kipas angin atau pengondisi udara yang berlebihan. Void dalam bentuk taman (kering) dapat berfungsi sebagai sumur resapan air.

Persenyawaan bangunan dan taman dalam konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah memiliki sistem terbuka. Maka, setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau dapat mengurangi krisis energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan sekitar.

sumber: NIRWONO JOGA, Penggiat Arsitektur Hijau

Sabtu, 17 April 2010

Memilih Rumah Sehat Lingkungan


ORANG TUA sering kali menasihati bahwa memilih rumah tinggal tidak bisa sekadar memilih, tetapi ibarat mencari pasangan jodoh yang tepat. Cinta pada pandangan pertama (love at first sight) secara sadar atau tidak juga menentukan kecocokan hati calon pembeli atau penghuni rumah. 
SIAPA yang tidak ingin tinggal di perumahan yang asri, teduh, nyaman, dan aman? Krisis lingkungan hidup yang semakin parah membuat kembalinya tren gaya hidup kembali ke alam (back to nature) dimanfaatkan betul oleh para pengembang dengan menjual citra perumahan ideal dengan lingkungan yang asri dan nyaman.


Konsumen ditawarkan berbagai produk perumahan bertemakan kota hijau, kota taman, kota berwawasan lingkungan, kota bernuansa alam (pegunungan atau pantai), kota alami, dan seterusnya. Dengan kecanggihan simulasi komputer, konsumen dapat melihat brosur dengan visualisasi sangat menggoda yang menggambarkan lingkungan perumahan yang asri dan nyaman.


Gaya hidup, rumah, dan lingkungan merupakan tiga kata serangkai yang saling berkaitan erat dan sangat menentukan dalam pemilihan, penampilan, dan penataan rumah. Penawaran berbagai gaya rumah sering kali dipengaruhi trend baik rumah bergaya alami, modern, kontemporer, mediterania, futuristik, maupun country, yang akan mempengaruhi tampilan suasana perumahan, bentuk rumah, jenis bahan bangunan, cat, keramik, perabotan, dan bentuk taman.


Di masa krisis ekonomi yang masih terus berlanjut, bagi keluarga pas-pasan tidak ada pilihan lain kecuali berhemat di segala lini. Namun, kebutuhan pokok akan papan (rumah) yang layak huni bagi keluarga tercinta terus bertambah. Sementara anggaran dana untuk rumah ideal dengan harga tanah yang terjangkau juga sangat terbatas. Maka memilih rumah pun harus pandai. Ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih rumah tinggal, yakni lingkungan perumahan yang sehat dan desain rumah yang sehat.


Sehat lingkungan


Keputusan untuk membeli atau membangun sebuah rumah setidaknya harus mempertimbangkan faktor-faktor lokasi perumahan yang strategis, kemudahan aksesibilitas dan transportasi dari dan ke tempat tujuan rutin, seperti pasar, pusat perbelanjaan, tempat kerja, tempat ibadah, sekolah, atau rumah sakit.


Bagi yang memilih rumah di lokasi perumahan baru yang bertebaran di daerah peri-peri pinggiran kota dan mengandalkan kendaraan umum, perhatikan sarana transportasi yang tersedia, mulai dari becak, delman, ojek sepeda motor, bajaj, angkutan kota (angkot), minibus, bus antarkota, hingga kereta api. Tempat mangkal, terminal bayangan, terminal atau stasiun dan jadwal keberangkatan kendaraan harap dicatat untuk memastikan waktu keberangkatan pergi dan pulang ke tempat kerja maupun sekolah yang membutuhkan ketepatan waktu.


Yang memiliki kendaraan pribadi perlu mempelajari rute- rute jalur utama, jalur alternatif, dan jalan tikus tersingkat menuju ke berbagai tempat tujuan kerja dan sekolah. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tempat tujuan rutin. Pada jam-jam berapa puncak kepadatan lalu lintas yang rawan kemacetan biasa berlangsung.


Di samping akibat kesemrawutan tata ruang kota, kekurangcermatan pemilihan lokasi rumah tanpa mempertimbangkan perihal sarana transportasi dapat menyebabkan sebuah keluarga bapak, ibu, dan bahkan anak-anak terpaksa berangkat pagi sekali (pukul 05.30) dan tiba malam hari (21.00) setiap hari kerja Senin-Jumat. Praktis rumah hanya berfungsi sebagai tempat menumpang tidur belaka, tanpa sempat menikmati hidup nyaman di dalam rumah.


Konsumen harus memperhatikan secara jeli kondisi lingkungan sekitar perumahan.


Apakah lokasi perumahan dan lingkungan sekitar bebas banjir pada masa kini dan mendatang? Jika lokasi dekat terminal, amati tingkat kebisingan suara, pencemaran udara, dan rawan kejahatan. Lokasi dekat pasar rawan kejahatan, risiko pencemaran udara (bau), dan sampah yang menggunung. Lokasi dekat kawasan industri pabrik berat berisiko pencemaran udara, air, dan suara. Lokasi dekat kawasan jalur tegangan tinggi juga berpotensi terkena pencemaran energi listrik dan magnetik yang berbahaya untuk kesehatan jangka panjang.


Konsep kota hunian maupun permukiman berwawasan lingkungan sebaiknya selaras dengan lingkungan asli sekitar. Lingkungan asri, udara segar, ketersediaan air bersih, dan aman. Keasrian suasana lingkungan perumahan dapat dilihat dan dirasakan betul pada saat konsumen melintas dan memasuki kawasan perumahan tersebut. Suasana itu hanya dapat tercipta dengan kerindangan pepohonan besar yang tumbuh optimal, bentuk topografi lahan yang mengikuti topografi alam sekitar, tersedianya taman-taman lingkungan dengan desain menarik.


Tinggal di negeri tropis seperti Indonesia, dengan suhu udara panas dan kelembaban udara yang tinggi sepanjang tahun, mau tidak mau membutuhkan suasana rumah dan lingkungan sekitar rumah yang teduh. Keteduhan tidak hanya dengan berlindung di dalam rumah, tetapi bagaimana menciptakan keteduhan di lingkungan sekitar rumah kita sendiri.


Setelah mempelajari suasana lingkungan, langkah selanjutnya adalah periksa ketersediaan dan kualitas dan kelayakan air minum, air diperoleh dari PAM, pompa tangan, atau pompa mesin. Apakah kesulitan air bersih terutama di musim kemarau.


Jangan anggap remeh soal sampah. Pelajari bagaimana pengelolaan dan pengangkutan sampahnya, apakah dikelola sendiri atau disediakan tempat penampungan sementara.


Rumah sehat


Rumah harus difungsikan sebagai tempat terapi fisik dan mental seluruh penghuni rumah. Rumah harus sehat sehingga penghuni rumah menjadi ikut sehat. Dengan segala keterbatasan anggaran uang dan lahan, berbagai desain rumah hemat yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan mulai ditawarkan, dan itu tidak selalu harus mahal asalkan tahu kiat-kiatnya.


Keluarga yang hendak membeli rumah akan lebih bijaksana jika memilih rumah tumbuh atau rumah tingkat siap pakai. Sebab, setelah dihitung-hitung, peningkatan rumah standar menjadi rumah tingkat biayanya tetap lebih besar ketimbang membeli rumah tumbuh atau rumah tingkat sejak awal. Perhatikan pula kualitas dan struktur bangunan rumah.


Rumah ramah lingkungan, rumah alami, rumah sehat, rumah arsitektur hijau dan rumah ekologis arsitektur merupakan beberapa contoh rumah berwawasan lingkungan yang dipasarkan. Koefisien dasar bangunan (KDB) sebaiknya tidak lebih dari 60 persen luas lahan, penghematan pembagian ruang, bukaan-bukaan dan pengoptimalan ruang dalam dan ruang luar, serta pemilihan bahan bangunan bermutu merupakan beberapa prinsip dasar yang diterapkan dalam menyiasati keterbatasan lahan dan menyediakan ruang terbuka seoptimal mungkin.


Luas lahan dan anggaran biaya yang terbatas mendorong penghuni rumah untuk mengoptimalkan fungsi rumah. Penggabungan fungsi-fungsi ruang mulai dari carport, teras, dan taman depan menjadi ruang tamu umum sekaligus tempat nongkrong anak-anak. Ruang tamu keluarga dan ruang makan sekaligus ruang bermain anak-anak. Penyatuan ruang makan, dapur, teras, dan taman belakang yang membatasi ruang cuci dan menjemur pakaian.


Untuk menyiasati iklim tropis yang panas, rumah harus dilengkapi bukaan-bukaan ventilasi, jendela dan pintu yang tepat, sehingga memperlancar sirkulasi udara, kesejukan ruangan, kehangatan, dan penerangan alami dalam rumah. Pemakaian listrik untuk alat pengondisian udara, kipas angin, dan lampu penerangan pun dapat dihemat.


Rumah sehat tidak banyak berfungsi baik tanpa didukung taman yang menghadirkan suasana alami yang sejuk dan teduh. Rumah taman akan menyatukan seluruh ruangan dan bangunan rumah dengan lingkungan sekitar. Dominasi warna hijau akan memberikan suasana tenang dan nyaman. Selingan aromatik tanaman dan warna-warni tanaman berbunga dan atau berdaun indah akan menambah keceriaan dan kehangatan rumah. Kombinasi warna cat dinding rumah juga dapat memperkuat kesan alami, seperti warna hijau tosca, kuning lembut, atau coklat krem muda.


Pohon produktif di jalur hijau depan rumah, taman depan, atau taman belakang akan memberikan kesegaran udara yang dibutuhkan rumah dan penghuni. Tanaman produktif dan apotek hidup yang ditanam di tanah maupun dalam pot-pot tanaman yang artistik tersebar sejak dari teras depan, ruang tamu dan keluarga, hingga dapur dan ruang servis, akan menciptakan suasana alami sejak luar hingga ke dalam rumah.


Kehadiran kolam air yang berisikan ikan dan tanaman air yang berupa kolam yang besar, tempayan atau gerabah, hingga kolam akuarium dilengkapi tanaman air seperti teratai, papirus atau eceng gondok, dan sereh, dapat pula memberikan ketenangan bagi penghuni rumah.


Pada akhirnya, memilih rumah dengan memperhatikan kondisi lingkungan perumahan yang sehat dan bangunan rumah yang sehat dapat membantu terwujudnya sebuah keluarga yang sehat fisik dan mental. Jadi, jangan sampai asal pilih rumah lantas sesal di kemudian hari.